Minggu, 11 Maret 2012

Instrumen Pengumpul Data


A.    Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
Dari arti kata kedua istilah tersebut segera dapat dikemukakan pengertiannya demikian:
"Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan olph peneliti untuk mengumpulkan data"
"Cara" menunjuk pada sesuatu yang abstrak, tidak dapat diwujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi hanya dapat dipertontonkan penggunaannya. Terdaftar sebagai metode-metode penelitian adalah: angket (questionnaire), wawancara atau interviu (interview), pengamatan (observation), ujian atau tes (test), dokumentasi (documentation), dan lain sebagainya.
2.  Instrurnen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
"Instrumen penelitian" yang diartikan sebagai "alat bantu" merupakan saran yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket (question­naire), daftar cocok (checklist) atau pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule), lembar pengamatan atau panduan pengamatan (observation sheet atau observation schedule) soal tes (yang kadang-kadang hanya disebut dengan "ter" saja, inventors (invertory), skala (scale), dan lain sebagainya.

Melihat daftar jenis-jenis metode dan daftar jenis-jenis instrumen tersebut diatas, terdapat istilah-istilah yang sama, yaitu angket dan tes. Dengan demikian ada metode angket dan instrumen angket. Demikian juga ada metode tes dan instrumen tes. Memang instrumen angket digunakan sebagai alat bantu dalam penggunaan metode angket; demikian juga halnya dengan tes. Namun ada kalanya peneliti memilih metode angket tetapi menggunakan daftar cocok sebagai instrumen.
Menurut pengertiannya, angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden), dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis. Daftar cocok, menunjuk pada namanya, merupakan kumpulan dari pernyataan atau pertanyaan yang pengisiannya oleh responder dilakukan dengan memberikan tanda centang atau tanda cocok (ΓΌ) pada tempat-tempat yang sudah disediakan. Jadi "daftar cocok" sebenarnya merupakan semacam angket juga tetapi cara pengisiannya dengan memberikan tanda cocok itulah yang menyebabkan ia disebut demikian.
Instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti di dalam menggunakan metode pengumpulan data. Dengan demikian terdapat kaitan antara metode dengan instrumen pengumpulan data. Pemilihan satu jenis metode pengumpulan data kadang-kadang dapat memerlukan lebih dari satu jenis instrumen. Sebaliknya satu jenis instrumen dapat digunakan untuk berbagai macam metode.
Jika daftar metode dan daftar instrumen tersebut dipasangkan, akan terlihat kaitan dalam tabel berikut ini.
Tabel 1. Pasangan Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
No.
Jenis Metode
Jenis Instrumen
1
Angket (questionnaire)
Angket (questionnaire)
Daftar cocok (checklist)
Skala (scala), inventori (inventory)
2
Wawancara (interview)
Pedoman wawancara (interview guide)
Daftar cocok (checklist)
3
Pengamatan/Observasi (Observation)
Lembar Pengamatan, panduan pengamatan, panduan observasi (observation sheet, observation schedule), (checklist).
4
Ujian/Tes (test)
Soal ujian, soal tes atau tes (test), inventori (inventory).
5
Dokumentasi
Daftar cocok (checklist)
Tabel
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa:
  1. Inventors dapat digunakan sebagai angket (tidak digunakan untuk mengetahui sesuatu yang sifatnya "ketat" seperti tes, (misalnya angket minat) tetapil ada yang berkedudukan seperti tes.
  2. Daftar cocok (checklist) dapat digunakan dalam berbagai metode, karena nama "daftar cocok" lebih menunjuk pada cara mengerjakan dan wujud tampiIan instrumen dibandingkan dengan jenis instrumen sendiri.
Mengenai jenis-jenis instrumen yang disebutkan di atas, penulis yakin bahwa para pembaca telah mengenalnya. Dalam buku-buku penelitian sudah banyak diuraikan. Meskipun demikian untuk memperoleh penjelasan menyeluruh tentang metode dan instrumen pengumpul data ini, dalam bagian berikut diberikan sekadar gambaran singkat tentang pengertian dan contoh-contoh instrumen terutama dalam mengenai persamaan dan perbedaannya.

1. Angket
Angket, seperti telah dikemukakan pengertiannya di atas, merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang yang diberi tersebut bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna. Orang yang diharapkan memberikan respons ini disebut responden. Menurut cara memberikan respons, angket dibedakan menjadi dua jenis yaitu: angket terbuka dan angket tertutup.
a.  Angket terbuka
adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikan rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya.
Angket terbuka digunakan apabiia peneliti belum dapat memperkirakan atau menduga kemungkinan altematif jawaban yang ada pada responden.
Contoh pertanyaan angket terbuka:
Penataran apa saja yang pernah Anda ikuti yang menunjang tugas Anda mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda ajarkan? Tuliskan apa, di mana, dan berapa lama!
Jawab:
No.
Jenis Penataran       
Tempat Penataran
Berapa Hari
1.
...............................  
...............................  
.......................   
2.
...............................
...............................
....................... 
3.
...............................
............................... 
.......................
4.
dan seterusnya kira-kira 5-7 nomor
Menggali informasi mengenai identitas responden biasanya dilakukan dengan membuat pertanyaan terbuka. Keuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak yakni pada responden dan pada peneliti:
(1).  Keuntungan pada responden: mereka dapat mengisi sesuai dengan keinginan atau keadaannya.
(2).  Keuntungan pada peneliti: mereka akan memperoleh data yang bervariasi, bukan hanya yang sudah disajikan karena sudah diasumsikan demikian.

b.  Angket tertutup
adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang (x) pada kolom atau tempat yang sesuai.
Contoh pertanyaan angket tertutup:
1)  pernahkan Anda memperoleh penataran yang menunjang tugas Anda mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda ajarkan?
Jawab: ..................................  ....a. Pernah ....b. Tidak
  1. Jika pernah, penataran tentang apa saja? (dapat memberikan centang lebih dari satu)
....a.    materi bidang studi
....b.    metode mengajar/strategi belajar-mengajar
....c.    memilih dan penggunaan media/alat pelajaran
....d.    menyusun alat evaluasi
c. Angket campuran
yaitu gabungan antara angket terbuka dan tertutup.
Contoh pertanyaan angket campuran:
1)  Pernahkah Anda memperoleh penataran yang menunjang tugas Anda mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda ajarkan? Jika pernah berapa kali?
....a.    Tidak pernah (langsung ke nomor 3)
....b.    Pernah, yaitu ...kali (teruskan nomor 2)
2)  Penataran tentang apa saja yang Anda ikuti dan berapa hari lamanya?
  1. Materi pelajaran                                           .....hari
  2. Metode mengajar                                         .....hari
  3. Pemilihan dan penggunaan media                  .....hari
  4. Penyusunan alat evaluasi                               .....hari

2. Daftar Cocok (Checklist)
Di dalam penjelasan mengenai angket dikemukakan juga bahwa dalam mengisi angket tertutup responden diberi kemudahan dalam memberikan jawabannya. Di lain tempat, yakni di dalam penjelasan umum mengenai instrumen disebutkan bahwa daftar cocok adalah angket yang dalam pengisiannya responden tinggal memberikan tanda cek (ΓΌ). Dengan keterangan tersebut tampaknya angket tertutup dapat dikategorikan sebagai checklist. Namur demikian angket bukan khusus merupakan daftar. Daftar cocok mempunyai pengertian tersendiri. Daftar cocok bukanlah angket. Daftar cocok mempunyai bentuk yang lebih sederhana karena dengan daftar cocok peneliti bermaksud meringkas penyajian pertanyaan Berta mempermudali responden dalam memberikan respondennya. Daftar cocok memuat beberapa pertanyaan yang bentuk dan jawabannya seragam. Agar responden tidak diharapkan pada beberapa pertanyaan mengenai berbagai hal tetapi dalam bentuk membaca, maka disusunlah daftar cocok tersebut sebagai pengganti.
Contoh:
Berikan tanda silang tepat pada kolom yang menunjukkan kebiasaan Anda melakukan pekerjaan di rumah yang tertera di bawah ini.
No.
Jenis kegiatan di rumah
Dikerjakan oleh Anda
Dikerjakan bersama
Dikerjakan pembantu
1.
Menyiapkan makan pagi



2.
Membersihkan rumah



3.
Mencuci pakaian sendiri



4.
Mencuci sprei, korden, dan seterusnya.



5.
Mencuci alat-alat makan ...dan seterusnya



Dari contoh di atas dapat diketahui bahwa variasi jawaban yang harus diberikan oleh responden hanya empat macam yakni:. "Dikerjakan oleh Anda", “Dikerjakan bersama", dan "Dikerjakan pembantu". Dengan daftar cocok ini barang kali peneliti hendak mengungkap seberapa besar tanggung jawab responden terhadap pekerjaan di dalam rumah tangga. Jika pertanyaan dan alternatif jawaban tersebut disajikan dalam bentuk angket, alternatif jawaban hanya tiga macam itu akan disebutkan secara berulang-ulang dengan bentuk dan isi yang sama. Daripada memakan tempat padahal responden sudah tahu (dan hafal!) apa yang harus dipilih maka altematif tersebut disingkat dalam bentuk kolom-kolom yang apabila sudah diisi oleh responden terlihat adanya daftar tanda centang yang disebut daftar cocok. Istilah "daftar cocok" juga dapat datang dari apa yang diharapkan dari responden, yakni memberi tanda cocok atau tanda centang pada daftar pernyataan yang disediakan.

3. Skala (scale)
Skala menunjuk pada sebuah instrumen pengumpul data yang bentuknya seperti daftar cocok tetapi alternatif yang disediakan merupakan sesuatu yang berjenjang. Di dalam Encyclophedia of Educational Evaluation disebutkan: The term scale in the measurement sense, comes from the Latin word scale, meaning "ladder" or “flight of stairs". Hence, anything with gradation can be thought of as "scaled". 
Contoh:
Peneliti ingin mengungkapkan bagaimana seseorang mempunyai sesuatu kebiasaan. Alternatif yang diajukan berupa frekuensi orang tersebut dalam melakukan suatu kegiatan. Gradasi frekuensi dibagi atas: "Selalu", "Sering",. "Jarang", "Tidak pernah". Skala yang diberikan kepada responden adalah sebagai berikut:
No.
Jenis kegiatan di rumah
Selalu
Sering
Jarang
Tidak Pernah
1.
Bangun sebelum jam 5 pagi




2.
Menyiapkan makan pagi




3.
Membersihkan rumah




4.
Mencuci pakaian sendiri




5.
Mencuci perabot rumah tangga... dan seterusnya





Skala banyak digunakan untuk mengukur aspek-aspek kepribadian atau aspek kejiwaan yang lain. Selain skala, penelitian yang berhubungan dengdn aspek-aspek kejiwaan memerlukan jenis instrumen-instrumen pengumpul data lain, baik yang berupa tes, inventori untuk hal-hal umum (general inventories, misalnya Minnesota Multiphasic Personality Inventory - MMPI, dan inventori untuk aspek-aspek khusus (Specific Inventories seperti: Rokeach Dogmatism Scala, Fundamental Interpersonal Relations Orientation - Behavior - FIRO - B, Study of Values, dan lain-lain). Untuk penelitian pendidikan, walaupun dapat dikatakan tidak terlalu sering menggunakan instrumen-instrumen seperti disebutkan, tetapi bagi penelitinya perlu juga mengenal ragam alat pengumpul data aspek-aspek psikologi tersebut.
Problematika pendidikan seperti kerancuan dalam mengikuti pelajaran, lambatnya siswa menyelesaikan studi serta masalah-masalah yang berhubungan dengan proses belajar, menjadi topik yang tetap aktual di kalangan pendidikan sekolah formal. Selain penelitian yang tidak terlalu menyangkut aspek-aspek kejiwaan secara langsung, masih banyak problem pendidikan yang terkait dengan aspek kejiwaan tersebut, misalnya rendahnya prestasi disebabkan rendahnya harga diri siswa. Lemahnya semangat belajar dikarenakan adanya lesu kreativitas dan seterusnya. Itulah sebabnya dalam bagian ini akan disajikan pula beberapa contoh instrumen untuk mengungkap aspek-aspek kejiwaan agar para peneliti pendidikan dapat terperinci menggali penyebab timbulnya masalah pendidikan melalui aspek kejiwaan siswa dan guru yang terlibat di dalam kegiatan pendidikan tersebut. Namun demikian untuk dapat menggunakan alat-alat pengungkap gejala kejiwaan seperti tes, inventori khusus dan lain-lain, diperlukan suatu kemampuan khusus. Pada umumnya mahasiswa lulusan faktultas Psikologi dapat diminta untuk membantu melaksanakan pengumpulan data yang diungkap melalui instrumen-instrumen tersebut.
Skala seperti dicontohkan di atas merupakan skala bentuk gradasi dari satu jenis kualitas. Dalam contoh di atas, alternatifnya ada empat sehingga terdapat empat tingkatan kualitas kes eringan. Skala yang berasal dari ide yang dikemukakan oleh Likert dan dikenal dengan skala Likert ini biasanya menggunakan lima tingkatan. Tentu saja peneneliti dapat membuat variabel dengan menyingkat menjadi tiga tingkatan:
Selalu          -  Kadang-kadang       - Tidak Pernah
Baik             -  Cukup                   - Jelek
Besar           -  Sedang                  -  Kecil
Jauh            -   Cukup                  -  Dekat
dan dapat pula memperbesar rentangan menjadi lima tingkatan:
Selalu          - Sering Sekali     -  Sering      - Jarang   - Jarang Sekali
Selalu          -  sering sekali      -  Sering      -  Jarang   - Tidak Pernah
Baik Sekali    - Baik                -  Cukup      -  Jelek      -  Jelek Sekali
Besar Sekali  - Besar              -   Cukup       -  Kecil      - Kecil Sekali
Misalnya:
Sangat setuju
Setuju
Abstain
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
(SS)
(S)
(A)
(TS)
(STS)
Pemilihan alternatif diserahkan pada keinginan dan kepentingan peneliti yang menciptaka instrumen tersebut. Ada Jenis lain yang telah dikembangkan oleh Inkels, bukan menyajikan alternative jenjang kualitas untuk sesuatu predikat, tetapi jenjang dari kualitas mini suatu perbuatan. Bentuk skala model. indeks ini menyerupai tes objektif bentuk pilihan ganda, tetapi alternatifnya menunjuk pada gradasi.

Langkah-Langkah Dalam Menyusun Instrumen
Secara umum penyusunan instrumen pengumpul data dilakukan dengan penahapan sebagai berikut:
1.  Mengadakan identifikasi terhadap variabel-variabel yang ada di dalam rumusan judul penelitian atau yang tertera di dalam problematika penelitian.
2.  Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian variabel.
3.  Mencari indikator setiap sub atau bagian variabel.
4.  Menderetkan deskriptor dari setiap indikator.
5.  Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrumen.
6.  Melengkapi instrumen dengan (pedoman atau instruksi) dan kata pengantar.

Decision Making (Membuat Keputusan)

Seperti yang kita tahu bahwa membuat keputusan merupakan hal yang sangat manusiawi dalam kehidupan kita. Kita sebagai khalifah di dunia ini terkadang memiliki keputusan yang sangat besar dampaknya dalam hidup kita sendiri maupun lingkungan sekitar. Oleh karenanya sebelum membuat keputusan bijaknya kita memahami akan keputusan serta dampak yang terjadi atas keputusan tersebut.

Berikut tahap - tahap atau pertimbangan yang harus dilakukan sebelum membuat keputusan, yaitu sebagai berikut:
I           Tujuan
        Menerangkan tujuan yang hendak dicapai sehingga kita perlu melakukan pentingnya mengambil keputusan.
II          Mendifinisikan Permasalahan/Masalah
              Mendefinisikan dan menguraikan masalah0masalah yang terjadi, dalam kata lain yaitu menguraikan dan menjabarkan seluruh penyebab yang membuat kita terdorong untuk membuat keputusan.
III         Mengumpulkan Informasi
          Setelah kita tahu persis dan benar masalah yang terjadi atau penyebab yang terjadi maka, langkah selanjutnya yaitu mencari solisi atas permasalahan tersebut serta menguraikan option-option (pilihan) yang mungkin akan dilakukan dalam memecahkan masalah.
IV         Pengevaluasian Terhadap Alternative (pilihan) dan Mempertimbangkan semua kriteria
            Setelah kita mencatat, mengenrti dan memahami tujuan yang hendak dicapai, masalah dan penyebab, serta kemungkinan solusi yang akan diambil maka, kita harus mengevaluasi keseluruhan dari 3 (tiga) konsep tersebut, manakah solisi yang lebih cenderung sampai pada titik tujuan.
V           
Memilih Alternative yang Terbaik

                Setelah ditentukan pilihan bukan berarti kita harus langsung melaksanakan pilihan tersebut, ada baiknya kita evaluasi kembali secara detail dan dalam akan pilihan/alternative/option yang diambil. Sehingga kita mengetahui keseluruhannya dengan jelas guna meminimalisir segala resiko yang terjadi akibat pengambilan keputusan yang salah.


Anggaran Komprehensif


ANGGARAN KOMPREHENSIF
Anggaran komprehensif ( comprehensive budget ) adalah penyusunan rencana perusahaan secara keseluruhan. Anggaran komprehensif ini menjelaskan tentang proses dan tahapan dalam penyusunan master budget. Adapun dalam penyusunan master budget di awali dengan penyusunan anggaran penjualan yang kemudian di lanjutkan dengan penyusunan anggaran biaya pemasaran, anggaran produksi, anggaran biaya administrasi. Setelah tahap ini informasi dari anggaran produksi dapat di susun anggaran pembelian bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead dan pada tahap terakhir dapat di susunlah laporan keuangan perusahaan yang di awali dengan penyusunan anggaran kas, anggaran rugi laba dan anggaran neraca, yang merupakan cerminan kondisi keuangan perusahaan.
Secara lebih tegas istilah “comprehensive daam penganggaran dapat diartikan sebagai :
1.      Pemakaian secara lebih luas konsep-konsep penganggaran dalam setiap kegiatan perusahaan
2.      Pemakaian totoal system approach dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari
Pedoman umum yang diperhatikan dalam penyusunan anggaran komprehensif :
1.      Mengadakan spesifikasi terhadap tujuan yang luas daripada perusahaan
2.      Mempersiapkan rencana-rencana pendahuluan secara keseluruhan
3.      Menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek
Komponen-komponen yang terdapat pada anggaran komprehensif
       I.            Substantive plan
Substantive plan merupakan rencana yang mencerminkan tujuan apa yang ingin dicapai oleh suau perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, strategi yang dipakai serta asumsikannya. Substantive plan sedapat mungkin disusun dalam bentuk yang formal sehingga dapat dijadikan pedoman yang sungguh-sungguh bagi perusahaan.
     II.            Financial plan
Financial plan merupakan penyajian secara lebih terperinci senua tujuan, rencana dan strategi serta kebijakan perusahaan untuk periode-periode waktu tertentu.
Berdasarkan jangka waktu financial plan dikelompokan menjadi dua (2),yaitu :
A.     Anggaran jangka panjang (strategic plan)
Anggaran jangka panjang merupakan suatu perencanaan perusahaan untuk jangka waktu yang lama, yakni lebih dari satu tahun atau bahkan lebih dari lima atau sepuluh tahun.
Penyusunan anggaran ini dilakukan sesuai dengan pola tujuan yang telah disusun pada saat perusahaan didirikan yang hanya tidak untuk satu atau dua tahun saja. Oleh karena itu, rencana jangka panjang merupakan suatu kesatuan yang utuh daripada rencana-rencana yang disusun untuk kegiatan-kegiatan setiap tahun dan anggaran ini berguna untuk menyusun anggaran tahunan.
·         Penjualan biaya dan laba
·         Penentuan besarnya modal
·         Penentuan tambahan modal
·         Perkiraan arus dana
·         Perkiraan kebutuhan tenaga kerja


B.      Anggaran tahunan
Anggaran tahunan merupakan perencanaan kegiatan-kegiatan tahunan suatu perusahaan. Anggaran tahunan dikelompokan menjadi dua,yaitu :
1)      Anggaran oprasional
Merupakan rencana seluruh kegiatan-kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan yaitu mendapatkan keuntungan.  Anggaran oprasional dibagi menjadi dua (2),yaitu :
a)      Anggaran proyeksi laba/rugi. Dalam anggaran ini dihitung atau ditaksir besarnya laba, baik menurut bagian, menurut jenis produk maupun kaba yang merupakan keseluruhan
b)      Anggaran pembantu laporan laba/rugi. anggaran  ini meliputi seluruh anggaran kegiatan-kegiatan yang menyokong penyusunan suatu laporan laba/rugi,yakni:
·         Anggaran penjualan ; Anggaran ini menggambarkan berapa revenue yang dterima sebagai akibat dilakukannya penjualan-penjualan pada periode yang akan datang. Anggaran penjualan akan menjadi dasar untuk penyusunan anggaran-anggaran lainnya. Kesalahan penyusunan anggaran penjualan akan berakibat anggaran-anggaran lain juga ikut mengalami kesalahan-kesalahan yang akhirnya akan merugikan perusahaan. Oleh karena itu, kita harus mempertimbangkan beberapa factor pembatas, seperti kemampuan menjual yang dimiliki perusahaan.
·         Anggaran produksi; Anggaran ini disusun dengan memperhatikan segala kegiatan produksi, untuk menunjang anggaran kegiatan yang telah disusun,antara lain : anggaran jumlah yang harus diproduksi, anggaran bahan mentah, anggaran tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik
·         Anggaran biaya distribusi; anggaran ini mencakup semua biaya-biaya yang akn dikeluarkan oleh perusahaan dalam pemasaran produk.
·         Anggaran biaya umum dan administrasi; anggaran biaya umum adalah anggaran yang berisi semua biaya-biaya yang dikeluarkan unutk direksi dan stafnya, bagian keuangan, dan bagian administrasi. Sedangkan anggaran administrasi adalah anggaran semua biaya-biaya untuk kegiatan yang menunjang usaha perusahaan diluar kegiatan pabrik.
·         Anggaran tipe appropriasi; anggaran yang berisi biaya yang tidak dapat dikategorikan sebagai biaya anggaran-anggaran sebelumnya. Contoh : anggaran pemeliharaan, anggaran penelitian


2)      Anggaran keuangan/anggaran finansial
Anggaran keuangan ini disusun sebagai akibat terjadinya perubahan kekayaan ,utang dan piutang perusahaanperubahan tersebut diakibatkan oleh kegiatan yang dilakukan perusahaan meliputi :
a)      Anggaran proyeksi neraca.
Anggaran proyeksi neraca mencerminkan perkiraan semua aktiva dan pasiva yang akan yang akan dimiliki aleh suatu perusahaan pada akhir suatu periode produksi
b)      Anggaran pembantu proyeksi neraca.
Anggaran ini memperinci masing-masing pos yang ada di dalam neraca, terutama pos-pos yang berhubungan dengan masalah likuiditas perusahaan. Pos-pos tersebut antara lain :
·         anggaran kas
·         anggaran piutang
·         anggaran utang
·         anggaran penambahan modal
·         anggaran penyusutan aktiva

Anggaran oprasional (operation budget) dan anggaran financial(financial buget) adalah bagian dari planning atau forecasting budgetselain anggaran forecasting,maka selanjutnya dalam dalam anggaran comprehensive anggaran dikenal pula :
1.      Anggaran variable untuk berbagai biaya/pengeluaran ( variable expenses budget )
2.      Data statistic pembantu (supplementary statistic)
3.      Laporan anggaran kepada manajemen tentang pelaksanaan anggaran ( internal report)